1. Pierre-Joseph Proudhon
Pierre-Joseph
Proudhon adalah seorang pakar ekonomi berkebangsaan Perancis dan juga
seorang filosofis sosialis dan merupakan orang yang pertama kali
menyebut dirinya sebagai seorang “anarkis” sekaligus salah seorang
pemikir anarkis yang pertama. Proudhon lahir di Besancon, Perancis.
Proudhon terkenal dengan pernyataan kerasnya bahwa “Hak milik pribadi adalah pencurian!”
2. Mikhail Bakunin
Atau Mikhail
Alexandrovich Bakunin adalah seorang tokoh politik Rusia. Bakunin adalah
salah satu dari pemikir anarkis terbaik. Bahkan banyak yang menyebut
bahwa ia adalah salah satu “pendiri gerakan Anarkisme”.
Bakunin
merupakan seorang tokoh anarkis yang mempunyai energi revolusi yang
dashyat. Bakunin merupakan ‘penganut’ ajaran Proudhon, tetapi
mengembanginya ke bidang ekonomi ketika dia dan sayap kolektivisme dalam
Internasionale Pertama mengakui hak milik kolektif atas tanah dan
alat-alat produksi dan ingin membatasi kekayaan pribadi kepada hasil
kerja seseorang. Bakunin juga merupakan seorang anti komunis yang pada
saat itu mempunyai karakter yang sangat otoriter.3. Pyotr Kropotkin
Prince Peter
(Pyotr) Alexeyevich Kropotkin merupakan salah seorang tokoh anarkis
Rusia yang terkemuka dan juga merupakan salah seorang yang pertama kali
menganjurkan anarkis komunisme: bentuk masyarakat yang sering ia
anjurkan selama hidupnya adalah bentuk masyarakat komunal yang terbebas
dari pengaruh pemerintahan pusat. Karena gelarnya sebagai seorang
pangeran (prince) dan keulungannya sebagai seorang anarkis
antara penghujung abad ke-19 dan awal abad ke-20, membuat ia sering
dijuluki sebagai “Pangeran Anarkis”.
Beberapa
kalangan kaum kontemporer melihat ia sebagai sosok yang nyaris sempurna.
Oscar Wilde menyebutnya “Kristus baru yang lahir di Rusia.” Dia banyak
menghasilkan buku-buku, pamflet, dan artikel-artikel, karyanya yang
paling terkemuka adalah The Conquest of Bread and Fields dan Fields, Factories and Workshops, dan prinsip ilmiah yang ia tawarkan, Mutual Aid: A Factor of Evolution. Ia juga merupakan seorang kontributor 1911 Encyclopædia Britannica.4. Errico Malatesta
Errico
Malatesta adalah seorang penganut sekaligus pemikir anarko-komunis,
bersama dengan temannya Peter Kropotkin, dia percaya bahwa revolusi
anarkis akan segera terjadi. Dia banyak menghabiskan waktu hidupnya
berada dalam pengasingan dari tanah kelahirannya Italia, dan lebih dari
sepuluh tahun berada di dalam penjara. Dia banyak menulis dan menjadi
editor surat kabar radikal, serta ia juga merupakan salah seorang teman
dari Mikhail Bakunin.
5. Max Stirner
Max Stirner
adalah seorang filsuf Jerman yang terkenal dengan teorinya tentang
individualisme radikal. Sebenarnya Max Stirner adalah nama samaran,
sedangkan nama aslinya adalah Kasper Schmidt. Stirner dilahirkan di
Bayreuth pada tahun 1805. Karya terpenting Stirner adalah buku berjudul
“Individu dan Miliknya” (dalam bahasa Jerman “Der Einzige und sein Eigenthum“) yang terbit pada tahun 1845. Ia meninggal pada tahun 1856.
Stirner
memberikan prioritas kepada kehendak dan insting manusia mengatasi akal
budi, dan dengan begitu ia mendorong suatu individualisme radikal.
Setiap manusia unik dan bebas dari segala sesuatu. Bagi Stirner, yang
bernilai hanyalah diri manusia itu sendiri, sehingga segala bentuk
peraturan, ide-ide agamawi, dan nilai-nilai kemanusiaan lain dianggap
sebagai ilusi dan hipnotis bagi masyarakat. Satu-satunya tujuan hidup
seorang manusia adalah dirinya sendiri6. Leo Tolstoy
Pangeran Lev
Nikolayevich Tolstoy biasa disebut sebagai Leo Tolstoy adalah seorang
sastrawan Rusia, pembaharu sosial, pasifis, anarkis Kristen, vegetarian,
pemikiran moral dan seorang anggota berpengaruh dari keluarga Tolstoy.
Tolstoy secara luas dianggap sebagai salah seorang novelis yang terbesar, khususnya karena adi karyanya Perang dan Damai dan Anna Karenina.
Dalam cakupan, luasnya, dan gambarannya yang realistik mengenai
kehidupan Rusia, kedua buku ini berdiri pada puncak fiksi realistik.
Sebagai seorang filsuf moral ia terkenal karena gagasan-gagasannya
tentang perlawanan tanpa kekerasan melalui karyanya Kerajaan Allah ada di Dalam Dirimu, yang pada gilirannya memengaruhi tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.
7. Emma Goldman
Emma Goldman
adalah seorang anarko-komunis yang juga merupakan seorang feminis
anarkis kelahiran Lithuania. Emma Goldman merupakan seorang penulis yang
aktif, dan ia menjadi salah seorang simbol pergerakan feminisme.
Emma Goldman
berimigrasi ke Amerika Serikat pada saat umurnya menginjak 17 tahun dan
kemudian akhirnya ia diasingkan ke Rusia, yang akhirnya membuat ia
menjadi saksi mata proses Revolusi Rusia. Emma banyak menghabiskan
waktunya di selatan Perancis dimana ia menulis otobiografinya berjudul “Living my Life”,
dan lain sebagainya, sebelum akhirnya ia mengambil peran dalam Perang
Saudara Spanyol pada tahun 1936 sebagai perwakilan CNT-FAI di London.
8. Alexander Berkman
Alexander
Berkman adalah seorang penulis asal Rusia dan juga seorang aktivis yang
hidup dan banyak menghabiskan waktunya dalam bekerja di Amerika Serikat,
di mana dia adalah seorang anggota terkemuka dari sebuah pergerakan
anarkis disana. Berkman mempunyai hubungan yang erat dengan Emma Goldman
salah seorang tokoh anarkis kelahiran Lithuania, dengannya pula ia
sering berkolaborasi dan mengorganisir kampanye hak-hak sipil dan
kampanye anti perang.
9. Noam Chomsky
Avram Noam
Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi
Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat
lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Kepakarannya di bidang
linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Chomsky telah
menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Dan sejak 1965
hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang
paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku
bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau
ditampilkan media AS.
Selama lima
dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan
lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan sudah menulis lebih dari 30
buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di
lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik,
politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai.10. Daniel Marc Cohn-Bendit
Daniel Marc Cohn-Bendit adalah seorang politikus Eropa dan pemimpin demonstransi mahasiswa pada kerusuhan Mei 1968 di Perancis. Ia juga dikenal pada waktu itu sebagai “Danny si Merah”. Saat ini ia adalah salah satu presiden dari kelompok Aliansi Hijau Eropa – Eropa Bebas dari Parlemen Eropa.
Bersama saudaranya, ia menulis Gabriel Cohn-Bendit, Obsolete Communism: The Left-Wing Alternative
(1968). Buku ini menggabungkan laporan tentang kejadian-kejadian pada
Mei 1968 dengan kritik terhadap Stalinisme, Partai Komunis Perancis dan
pendirian serikat buruh. Buku ini masih tersedia sekarang dan dampaknya
tetap terasa terhadap pemikiran anarkis dan sosialisme.
0 comments: